Menampilkan postingan dari Oktober, 2012
Aku berjalan di antara malam dan puing mimpi orang-orang yang sibuk berpesta... aku tetap berjalan dari malam ke malam, memikul penat dari hari ke hari, tanpa tahu harus bermalam di mana. Ada banyak ranjang berselimut emas dan berbantal beludru di ibu…
Continue Reading
PUISI ANIMASI: SUTRISNO BUDIHARTO Memahami hidup, bagai membaca angin...; tiada huruf, tiada tanda baca. Mengharap keadilan, bagai memburu langit...; tiada batas, tiada akhir. Merindukan cinta sejati, bagai memeluk air...; yang terasa hanya b…
Continue Reading
*PUISI SUTRISNO BUDIHARTO Di dalam hati… sesungguhnya aku sangat rindu pulang tapi aku tak tahu harus pulang ke mana mataku pun rasanya tak bisa lagi melihat rumahku dulu di mana :kemana mata berpaling, yang tampak hanya nyanyian-nyanyian bimbang, j…
Continue Reading
*PUISI SUTRISNO BUDIHARTO Panggung teater, sanggar lukis, maupun syair puisi, rasanya bagai museum budi pekerti. Rumah-rumah ibadah, juga doa-doanya, bagai saputangan air mata. Sedang palu majelis hakim, serasa tembang pelipurlara saja. Da…
Continue Reading
*PUISI SUTRISNO BUDIHARTO Jalan yang aku lewati sudah tak terhitung jauhnya dari desa ke desa dari terminal ke terminal dari kota ke kota Waktu yang kutempuh sudah tak tercatat lamanya dari jam ke jam dari hari ke hari dari tahun ke tahun dari abd…
Continue Reading
*Oleh: SUTRISNO BUDIHARTO Tahun Baru Imlek akan datang lagi. Tarian barongsai, aneka lampion serta pernak-pernik khas Tionghoa yang biasa dijadikan icon penyambutan datangnya tahun baru Imlek, banyak bermunculan di berbagai kota. Suasana khas ‘Pecina…
Continue Reading
*PUISI SUTRISNO BUDIHARTO Di jantungmu... banyak yang ingin menitip harap tentang kedamaian tentang keadilan tentang kemakmuran bagi ratusan juta jiwa dari sabang sampai merauke. Di wajahmu... ada banyak keindahan dilukiskan dari Istana Merdek…
Continue Reading
*PUISI SUTRISNO BUDIHARTO Anakku, dunia ini sarat dengan ketidakpastian Suatu saat, kau pasti tidak akan bisa memiliki sesuatu yang sangat kau cintai. Suatu saat, kadang kau akan terpaksa memilih sesuatu yang tak kau kehendaki. Keinginanmu pun ka…
Continue Reading
*PUISI SUTRISNO BUDIHARTO Anakku, dunia ini penuh fatamorgana Jalan yang tampak indah, kadang justru banyak menyimpan duri-duri beracun. Jalan yang tampak terjal dan tandus kadang justru menjadi jejak para nabi. Mereka yang dilukiskan jahat, kadang m…
Continue Reading
*PUISI SUTRISNO BUDIHARTO Anakku, saat kau baca pesanku ini, mungkin kau sudah tak bisa tahu lagi aku ada di mana. sebab, aku sudah pergi jauh... jauh sekali, sampai tak terlihat angin. Jarak dan waktu memang sudah memisahkan kita. Tapi tenanglah, …
Continue Reading
*PUISI SUTRISNO BUDIHARTO Hidupmu adalah lumpur yang dibolak-balik, dari musim ke musim, pada tanah usang lelah itu. Nafasmu adalah peluh-peluh, dari siang ke siang, yang selalu menyepuh cangkul dan bajakmu, pada tanah usang lelah itu. Sedang nadi…
Continue Reading
*PUISI SUTRISNO BUDIHARTO Pada akhirnya kita adalah sampah seperti kentut yang selalu dicampakkan seperti kencing yang harus disingkirkan seperti tinja yang harus dibuang seperti limbah-limbah yang selalu di-sia-sia-kan Pada akhirnya kita adalah sam…
Continue Reading
*PUISI SUTRISNO BUDIHARTO Aku adalah aku, bukan Superman atau Robinhood, bukan pula pahlawan dalam roman-roman. Aku adalah aku setitik roh yang dilahirkan di lingkaran rahasia di antara puing-puing manusia dan dunia. di antara hutan-hutan yang keha…
Continue Reading
*PUISI SUTRISNO BUDIHARTO Aku adalah aku, bukan superman atau robin-hood, bukan pula pahlawan dalam roman-roman. Aku adalah aku, hanya segumpal daging dan setitik roh. Bapakku bukan lelaki, ibuku bukan wanita. Guruku langit, bukuku bumi. Dan, tint…
Continue Reading
*PUISI SUTRISNO BUDIHARTO Maafkan aku, Sayang Aku sudah tak bisa berkata-kata lagi denganmu, walau hanya sepatah katapun. Aku hanya bisa berkata-kata dengan mereka yang masih bisa mendengar kata-kataku. Maafkan aku, Sayang…. bahasaku memang bahasa …
Continue Reading
*PUISI SUTRISNO BUDIHARTO Antara Bangkalan-Tanjung Perak ada bulan di atas kapalku ada angin mengkoyak-koyak kulitku ada sepi melipat-lipat hatiku Oh laut,… akan kau bawa kemana lagi diriku, kapankah kubisa berlabuh seperti kapal-kapal Tanjung Perak…
Continue Reading
Masih Sensitif Terhadap Masalah Politis Sejarah pers milik Tionghoa di Indonesia - baik yang berbahasa Melayu atau berbahasa Tiongkok - hanya bertahan sekitar setengah abad. Namun, keberadaannya dinilai memiliki makna cukup penting bagi kaum Tiongho…
Continue Reading
Majalah Boedi Oetomo Awalnya Milik Tan Tjoe Kwan Ancaman pembredelan dan tekanan represif Belanda merupakan hambatan berat bagi kalangan bumiputra dalam mengelola surat kabar yang independen untuk mengobarkan api perjuangan. Untungnya, pengelo…
Continue Reading
Publikasi Indonesia Raya pun Lewat Sin Po Ketika kalangan intelektual bumiputra (pribumi) masih kesulitan mengelola pers secara mandiri, surat kabar milik Tionghoa awal abad ke-20 menjadi salah satu sumber dan media penting untuk mendorong perge…
Continue Reading
Indonesier Pilih Berasimilasi dan Membela Kemerdekaan Munculnya pers Tionghoa di Jawa pada awal abad ke-20 bisa dibedakan dalam dua kelompok; yakni pers berbahasa asli Tiongkok dan pers berbahasa Melayu. Pers berbahasa Tiongkok dikelola oleh kalangan…
Continue Reading
Awalnya, Sama-Sama Dikekang Eropa dan Beritanya Kering Perayaan Imlek 2005 agak istimewa. Kenapa demikian? Imlek tahun 2005 bersamaan dengan peringatan Hari Pers Nasional, 9 Februari. Dan bila bicara tentang sejarah pers nasional Indonesia, jelas tak …
Continue Reading