Keraton Kasunanan Surakarta di Mata Kolonial Belanda

Keraton Surakarta memiliki makna tersendiri bagi Kolonial Belanda. Para fotografer kala itu banyak mengabadikan momen penting yang pernah terjadi Keraton Kasunan Surakarta. Foto-foto penting pada masa pemerintahan Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwana (PB) X kini dapat dilihat di gahetna.nl seperti yang direproduksi oleh Sutrisno Budiharto di bawah.

Sebagai pengantar perlu juga memahami sejarah sejarah singkat Pakubuwana (PB) X yang dikutip dari wikipedia.org di bawah ini:

Riwayat PB X
Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwana (PB) X (lahir di Surakarta, 29 November 1866 – meninggal di Surakarta, 1 Februari 1939 pada umur 72 tahun) adalah Raja Kasunanan Surakarta yang memerintah tahun 1893 – 1939. Nama lahirnya (asma timur) adalah Raden Mas Sayiddin Malikul Kusno, putra Pakubuwana IX yang lahir dari permaisuri KRAy. Kustiyah, pada tanggal 29 November 1866. Pada usia 3 tahun ia telah ditetapkan sebagai putra mahkota bergelar Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegara Sudibya Rajaputra Narendra ing Mataram VI.

Sayiddin Malikul Kusno naik tahta sebagai Pakubuwana X pada tanggal 30 Maret 1893 menggantikan ayahnya yang meninggal dua minggu sebelumnya. Pakubuwana X menikah dengan GKR. Hemas (putri Sultan Hamengkubuwana VII) dan dikaruniai seorang putri yang bernama GKR. Pembayun.

Masa Transisi ke Kerajaan Modern
Masa pemerintahannya ditandai dengan kemegahan tradisi dan suasana politik kerajaan yang stabil. Pada masa pemerintahannya yang cukup panjang, Kasunanan Surakarta mengalami transisi, dari kerajaan tradisional menuju era modern, sejalan dengan perubahan politik di Hindia-Belanda.

Dalam bidang sosial-ekonomi, Pakubuwana X memberikan kredit untuk pembangunan rumah bagi warga kurang mampu. Di bidang pendidikan, ia mendirikan sekolah Pamardi Putri dan Kasatriyan untuk kepentingan kerabat keraton. Infrastruktur moderen kota Surakarta banyak dibangun pada masa pemerintahannya, seperti bangunan Pasar Gede Harjonagoro, Stasiun Solo Jebres, Stasiun Solo-Kota (Sangkrah), Stadion Sriwedari, Kebun Binatang Jurug, jembatan Jurug yang melintasi Bengawan Solo di timur kota, Taman Balekambang, gapura-gapura di batas Kota Surakarta, rumah pemotongan hewan ternak di Jagalan, rumah singgah bagi tunawisma, dan rumah perabuan (pembakaran jenazah) bagi warga Tionghoa.

Pada tanggal 21 Januari 1932, Pakubuwana X mendapatkan bintang kehormatan Sri Maharaja dari Ratu Wilhelmina dari Belanda berupa Grutkreissi Ordhe Nederlanse Leyo dengan sebutan raja dalam Bahasa Belanda, Zijne Vorstelijke Hoogheid.

Meskipun berada dalam tekanan politik pemerintah kolonial Hindia Belanda, Pakubuwana X memberikan kebebasan berorganisasi dan penerbitan media massa. Ia mendukung pendirian organisasi Sarekat Dagang Islam, salah satu organisasi pergerakan nasional pertama di Indonesia. Kongres Bahasa Indonesia I di Surakarta (1938) diadakan pada masa pemerintahannya.

Berikut foto-foto dokumen semasa pemerintahan Pakubuwana X 

Suasana Gladag 1 januari 1909: Gladag ada pintu gerbang untuk masuk ke kawasan Keraton Surakarta, terletak di bagian depan Alun-Alun Utara. Tampak dalam gambar, suasana Gladag pada 1 januari 1909. Sejumlah penduduk sedang beraktivitas melewati kawasan Gladag.

DATA FOTO:
Collectie / Archief: Fotocollectie Deli Maatschappij
Fotoalbum: Soerakarta ten tijde van Soesoehoenan Pakubuwono X
Beschrijving: Gladag. Ingang van de aloon-aloon (het plein voor het paleis) te Soerakarta; inlanders op het plein
Datum: 1 januari 1909
Locatie: Java, Nederlands-Indië, Soerakarta, Solo, Surakarta
Trefwoorden: bomen, inheemse bevolking, kratons, pleinen
Persoonsnamen: Pakubuwono X


Kunjungan HM Raja Rama dari Siam (1) diterima Yang Mulia Susuhunan Surakarta, Pakubuwono X (2). Resident W. de Vogel (3) dan sejumah warga ikut bergambar bersama.

DATA FOTO:
Collectie / Archief: Fotocollectie Deli Maatschappij
Fotoalbum: Soerakarta ten tijde van Soesoehoenan Pakubuwono X
Beschrijving: Ontvangst door Zijne Hoogheid de Soesoehoenan van Soerakarta, Pakubuwono X (2) van Z.M. koning Rama van Siam (1); tevens resident W. de Vogel (3)
Datum: 1 januari 1909
Locatie: Java, Nederlands-Indië, Soerakarta, Solo, Surakarta
Trefwoorden: bezoeken, koningen, kratons, paleizen, residenten
Persoonsnamen: Pakubuwono X, Rama, koning, Vogel, W. de


Para abdi dalem Keraton Surakarta sedang mengangkat Djoli, sebuah tandu untuk putri. Mereka sedang berjalan di kawasan Keraton Surakarta pada 1 januari 1909. Di tempat tersebut juga terdapat gapura dengan tulisan ucapan selamat, yakni: "Slametnja Sri Baginda Maharaja di Belanda Wilhelmina" dan "Slametnja Sri Padoeka Tuan Susuhunan di Surakarta".

DATA FOTO:
Collectie / Archief:Fotocollectie Deli Maatschappij
Fotoalbum: Soerakarta ten tijde van Soesoehoenan Pakubuwono X
Beschrijving: Djoli, een draagkoets voor prinsessen. Boven de midden- resp. de rechterpoort staat: "Slametnja Sri Baginda Maharadja Wilhelmina di Nederland" resp. "Slametnja Sri Padoeka Toewan Soesoehoenan di Soerakarta"
Datum: 1 januari 1909
Locatie: Java, Nederlands-Indië, Soerakarta, Solo, Surakarta
Trefwoorden: dragers, koetsen, 



Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Jhr. mr. A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer,  melakukan kunjungan resmi kepada direktur Jawa sendiri di Jawa Tengah.  Susuhunan Surakarta, Paku Boewono X [nomor 1] menyambut kedatangan Gubernur Jenderal Hindia Belanda [ nomor 2 ] di Stasiun Balapan Solo (Surakarta).

DATA FOTO:
Collectie / Archief: Fotocollectie Elsevier
Beschrijving: Jhr. mr. A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer, gouverneur-generaal van Nederlands-Indië, bracht een officieel bezoek aan de Javaanse zelfbestuurders in Midden-Java. De aankomst van de landvoogd in het station Balapan te Solo (Soerakarta). Aan zijn rechterzijde (links op de foto) de Soesoehoenan van Soerakarta, Pakoe Boewono X
Datum: 1937
Locatie: Indonesië, Java, Nederlands-Indië, Solo, Surakarta
Trefwoorden: bezoeken, gouverneurs-generaal, stations, vorsten
Persoonsnamen: Balapan, Pakubuwono X, Susuhunan, Tjarda van Starkenborgh Stachouwer, A.W.L.
Fotograaf: Fotograaf Onbekend
Materiaalsoort: Foto, zwart-wit