Syair dan Puisi Jalaluddin Rumi (2)

“Kesabaran bermahkotakan keimanan, orang yang kehilangan kesabaran adalah tidak beriman. Nabi pun bersabda, “Allah tidak memberikan iman kepada orang yang sifatnya pemarah”

“Bagi dermawan memang sesuai untuk memberi uang, tapi kedermawanan keaksih yang sesungguhnya ialah menyerahkan nyawanya. Kalau kita demi Allah memberi roti, kita akan diberi roti sebagai balasan; kalau kita menyerahkan hidup kita demi Allah, kita akan diberi hidup sebagai balasan”

“Jika seorang kekasih Tuhan  meneguk racun, racun jadi penawar racun, tetapi jika si murid yang meneguknya, pikirannya menjadi gelap”

“Isilah hatimu dalam percakapan dengan orang yang selaras dengan kata hatimu; Carilah kemajuan rohani dari orang yang sudah maju”

“Setiap saat mengandung seratus pesan dari Tuhan; Pada setiap kali seruan “Oh, Tuhan,” Ia menjawab seratus kali, “Aku di sini”

“Tuhan menaburkan cahaya-Nya kepada segenap manusia. Bahagialah mereka yang telah menadahkan kain untuk menerimanya. Mereka yang beruntung tak akan melihat apa pun selain Tuhan. Tanpa kain cinta, kita kehilangan bagian kita”

“Api dan tanah liat, bila nafas Isa akan terbentang sayap, menjadi burung dan terbang. Pujianmu kepada Tuhan adalah nafas dari tubuhmu yang dari air dan tanah liat. Jadikanlah itu burung surga dengan meniupkan nafas keikhlasan hatimu ke dalamnya”

“Perhatikanlah arti, “Barang siapa bekerja, dialah kekasih Tuhan.” Dengan pertolongan Allah jangan abaikan cara dan tujuan”

“Cahaya yang bersinar di mata adalah benar – benar cahaya hati. Cahaya yang mengisi hati adalah cahaya Tuhan, yang murni terpisah dari cahaya akal dan perasaan”

“Bagi mata yang terang, Cinta adalah keajaiban cahaya abadi. Meski dalam wujud kasar ia adalah bentuk dan kedirian”

“Wahai hati, jika kau mengakui adanya perbedaan antara kesenangan dan kesedihan, garis – garis ini akan menyekatmu. Kendati seleramu yang manis – manis, bukanlah Kekasih tidak ingin membuatmu tidak berselera? Kehidupan para pecinta ialah dalam mati; Engkau tidak akan memperoleh hati kekasih kecuali jika kau menghilangkan dirimu”

“Berbuat baik dan benar, Engkau adalah keagungan yang adil. Engkau, Roh, yang terbebas dari “kami” dan “aku”, jiwa yang amat lembut dalam laki – laki dan perempuan. Bila laki – laki dan perempuan menjadi satu, itu adalah Kau, dan bila yang satu ini terhapus, Engkaulah yang ada. Manakala “kami” dan “aku” ini supaya memainkan pertandingan ibadah dengan Kau Sendiri -sehingga Kau dan Aku dapat menjadi satu jiwa dan akhirnya tenggelam ke dalam Sang Kekasih”

“Dapatlah hati terpengaruh oleh tawa dan duka, sekarang katakanlah, dapatlah gerangan itu melihat-Mu juga? Hati ini hanya meminjam segala sesuatu untuk dapat hidup. Taman Cinta yang hijau tanpa batas dan menghasilkan buah – buahan lain, selain duka atau suka. Cinta di balik salah satu keadaan ini; tanpa musim semi, tanpa musim gugur, ia selalu segar”

“Apapun perjuangan jiwa dalam diri laki – laki dan perempuan, telinga dan mata yang berjiwa raja ada di jendela”

“Jika pelita mengambil cahayanya dan lilin, setiap orang yang melihat pelita itu tentu melihat lilin. Baik melihat cahaya Tuhan dari pelita para kekasih-Nya, atau melihat cahaya-Nya dari lilin mereka yang sudah terdahulu”

“Sifat melupakan Tuhan, kekasih, pendukung dunia ini; keruntuhannya adalah pada kesadaran rohani. Karena bila itu yang unggul, maka dunia kasar ini akan kalah”

“Kalau cinta hanya rohani, Melaksanakan puasa dan shalat tidak terwujud. Hadiah – hadiah para kekasih kepada satu sama lain, dari segi cinta hanyalah bentuk, namun itu memberikan kesaksian atas cinta tersembunyi”

“Nabi berkata bahwa Allah berfirman, “Aku tidak bertempat di ruang yang tinggi dan yang rendah, Aku tidak berada di bumi dan di langit. Tapi Aku berada dalam hati hamba-Ku yang beriman. Alangkah indahnya! Jika engkau mencari Aku, carilah Aku di sana”

“Kelimpahan adalah mencari para pengemis dan si miskin laksana keayuan mencari kaca cermin kedermawanan Tuhan, dan mereka yang bersama Tuhan disatukan dengan kedermawanan Mutlak”

“Jiwa yang besar bertemu dengan jiwa yang terpecah dan menempatkan mutiara di dadanya. Melalui hubungan jiwa demikian, seperti Maryam, ia pun mengandung seorang penolong yang menawan hati”



Jalaluddin Rumi
Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri (Jalaluddin Rumi) atau sering pula disebut dengan nama Rumi adalah seorang penyair sufi yang lahir di Balkh (sekarang Afganistan) pada tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijriah, atau tanggal 30 September 1207 Masehi.
Karya utama Jalaluddin Rumi, yang secara umum dianggap sebagai salah satu buku luar biasa di dunia, adalah Matsnawi-i-Ma'anawi (Couplets of Inner Meaning). Percakapan informalnya (Fihi ma Fihi), surat-surat (Maktubat), Diwan dan hagiografi Manaqib al-Arifin, semuanya mengandung bagian-bagian penting dari ajaran-ajarannya.
Tags: