Siswandi mengaku dimintai mahar politik bernilai miliaran rupiah untuk mendapatkan surat rekomendasi. Siswandi yang mantan Kapolres Kota Cirebon menegaskan, bila PKS Kota Cirebon justru mengusung calon tertentu, PKS sudah mengkhianati kesepakatan dengan Gerindra, PAN, dan pasangan yang diusung.
Seperti diberitakan Pikiran Rakyat, Pasangan Brigjen (Pol) Siswandi dan Euis Fety Fatayati yang diusung oleh koalisi Umat gagal maju di Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Cirebon, Jawa Barat. Pasalnya partai pengusung meminta mahar miliyaran rupiah. Koalisi umat yang terdiri dari tiga partai, yaitu PAN, Gerindra dan PKS itu sudah sepakat untuk mengusung pasangan Siswandi dan Euis Fety Fatayati pada Pilwalkot Cirebon.
Namun pada akhirnya PKS tidak mengeluarkan rekomendasi sampai batas akhir pendaftaran ke KPU sehingga pasangan Siswandi dan Euis Fety Fatayati gagal maju Pilwalkot Cirebon, karena kurang kursi sebagai syarat pencalonan Pilwalkot Cirebon. Siswandi mengaku tidak turunnya rekomendasi dari PKS karena dirinya tidak memenuhi permintaan yang diminta oleh partai tersebut. Apalagi nominal mahar yang diminta cukup tinggi.
"Terima kasih kepada partai pengusung koalisi umat khususnya Gerindra dan PAN yang tidak meminta mahar sedikitpun," kata Siswandi seperti dilansir Pikiran Rakyat, Sabtu 13 Januari 2018. "Pembicaraan sudah mengarah kepada mahar dan menyebut angka naik turun sampai pada malam itu (batas akhir pencalonan Pilwalkot Cirebon -red) naiknya lima kali lipat. Itu sangat saya sayangkan, sedangkan saya komitmen dari awal mencalonkan tidak bermahar," tuturnya seperti dikutip dari Antara.
Siswandi mengatakan nominal mahar tersebut diminta oleh salah satu pengurus PKS pada H-1 pendaftaran. Sementara itu ketika akan dikonfirmasi mengenai mahar yang diminta oleh PKS, pengurus partai tersebut tidak ada di kantor dan ketika ditelpon tidak ada jawaban. Pilkada Cirebon dipastikan hanya diikuti oleh dua pasangan, yaitu petahana Nasrudin Azis-Eti Herawati serta Setiawan Budiman- Effendi Edo.
Siswandi mengatakan nominal mahar tersebut diminta oleh salah satu pengurus PKS pada H-1 pendaftaran. Sementara itu ketika akan dikonfirmasi mengenai mahar yang diminta oleh PKS, pengurus partai tersebut tidak ada di kantor dan ketika ditelpon tidak ada jawaban. Pilkada Cirebon dipastikan hanya diikuti oleh dua pasangan, yaitu petahana Nasrudin Azis-Eti Herawati serta Setiawan Budiman- Effendi Edo.
Gerindra dan PAN pecah kongsi dengan PKS di pemilihan Wali Kota Cirebon, gabungan partai yang tergabung dalam koalisi umat itu tak ikut pesta demokrasi karena PKS menarik rekomendasi. Lantas apa alasannya dan benarkah ada mahar politik yang ditudingkan ke Partai Keadilan Sejahtera? Kita akan berbincang dengan pengamat Politik Lingkar Madani dan telah tersambung melalui saluran telepon calon peserta Pilkada Kota Cirebon Brigjen Polisi Purnawirawan Siswandi.
Posting Komentar
0Komentar