Tragedi Penyandraan Swalayan Tewaskan 3 Orang: Diduga Didalangi ISIS

Seorang pria bersenjata me­nyandera sejumlah peng­unjung di supermarket di Pran­cis Selatan, Jumat (23/3). Insiden ini menewaskan tiga orang dan melukai belasan orang lainnya. Namun polisi setempat berhasil menembak pelaku hingga tewas.

Presiden Prancis Emma­nuel Macron mengatakan se­luruh bukti menunjukkan bahwa ini meru­pakan serang­an teror, yang per­tama sejak ia menjabat presiden pada Mei. Tidak diketahui secara pasti berapa banyak korban keselu­ruhannya, kata Yves Lefebvre, sekretaris jenderal Persatuan Polisi SGP-Polisi FO.

Penyerang awalnya mele­paskan enam kali tembakan ke petugas kepolisian sepu­lang mereka dari gerak jalan dekat kota Carcassonne pada Jumat pagi, kata Lefeb­vre. Polisi tidak berseragam na­mun mereka mengenakan pa­kaian olahraga dengan lenca­na polisi. Seorang polisi ter­tembak di bahu, namun luka­nya tak serius, kata Lefebvre.

Tersangka kemudian pergi ke sebuah supermarket Super U di dekat kota kecil Trebes, 100 kilometer sebelah teng­gara Toulouse, mengambil acak bebe­rapa orang sebagai sandera. Kebuntuan terjadi selama satu jam, kesatuan polisi khu­sus berkumpul di lokasi kejadian dan pihak berwenang mem­blokade jalan dan men­desak warga untuk menjauh. Polisi kemudian me­nyerbu supermarket tersebut.

   


Pelaku Diduga Teradikalisasi ISIS
Menteri Dalam Negeri Gerard Collomb membenar­kan bahwa penyerang telah di­tembak mati dan tiga orang tewas. Collomb bertolak ke Trebes setelah berbicara de­ngan Macron, yang berada di Brussels dalam rangka KTT Uni Eropa. Kantor kejaksaan Paris me­nyatakan penyelidik kon­trate­rorisme mengambil alih penye­lidikan namun tidak men­jelaskan mengapa. Se­jum­lah laporan yang belum dapat dipastikan menyebut penyerang memiliki hubung­an dengan kelompok Negara Islam.

Collomb mengenali ter­sangka sebagai Redouane Lak­dim (26), seorang krimi­nal kelas teri dan pengedar narkoba semasa rema­janya yang ia katakan telah teradi­kalisasi dan berada dalam penga­wasan polisi. Collomb mengatakan Lakdim selama kebuntuan tersebut me­minta pembebasan satu-satunya penyerang yang masih hidup dalam serangan Paris pada 13 November 2015 yang me­ne­waskan 130 orang.

Prancis dalam siaga tinggi sejak serentet serangan ke­lompok ekstremis pada 2015 dan 2016 yang menewaskan lebih dari 200 orang. Penem­bakan terjadi di wilayah yang biasanya tenang di Prancis, dimana daya tarik utama wisata adalah kota tua Carca­sssonne, yang terkenal dengan tembok abad pertengahan dan festival musim panasnya.

Macron mengatakan akan kembali ke Paris dalam beberapa jam. Serangan itu memberi tantangan baru ke­pada kepemim­pinannya se­men­tara dia juga menghadapi aksi mogok nasional dan kritik atas perubahan yang dilakukannya.

(AP/MetroTV)