Buku '‘Levenslang Oorlog’ Ungkap Prostitusi Paksa Jepang untuk Danai Perang

Personil tentara Jepang melakukan pemerkosaan secara besar-besaran dan prostitusi paksa selama Perang Dunia Kedua. Setidaknya setengah juta wanita menjadi korban. Dengan uang yang diperoleh "gadis-gadis penghibur" ini, Jepang membiayai perangnya. Jurnalis investigasi Griselda Molemans mengungkapkan hal ini dalam bukunya '‘Levenslang Oorlog’ (Perang Seumur Hidup).


Moleman menyimpulkan bahwa setidaknya 500.000 wanita adalah korban pemerkosaan dan pelacuran paksa. Di kawasan Hindia Belanda (Indonesia) sendiri ada 70.000 korban.



Foto di bawah ini adalah para perempuan muda asal Jawa yang dibebaskan dari "prostitusi paksa" di daerah Timor:
Bevrijde Javaanse jonge vrouwen op Timor

Dalam bukunya '‘Levenslang Oorlog’ Griselda Molemans juga mengungkapkan foto adanya rumah pelacuran yang dipakai menampung para perempuan untuk dipekerjakan dalam prostitusi paksa.
Meegevoerde jonge vrouwen aan boord van een ‘bordeeltrein’ © Collectie Keystone Press Agency
Pada 3 Maret 2016 lalu, Griselda Molemans, reporter dan peneliti investigasi Belanda yang juga  pendiri TFIR (Task Force Indisch Rechtsherstel) mengungkap sejarah kelam para tentara Jepang semasa perang dunia kedua.

Griselda Molemans juga penulis Erfgenamen van Indië [Ahli Waris Hindia Belanda] (2004) ), Zwarte huid, Oranje hart [Kulit Hitam, Hati Oranye] (2010), dan Opgevangen di andijvielucht [Disambut oleh Bau Endive] (Amsterdam: Quasar Books, 2014), dan oenslog Levenslang [Seumur Hidup Perang] (akhir 2016).


Tags: