Pada Akhirnya



Pada akhirnya kita adalah sampah
seperti kentut yang selalu dicampakkan
seperti kencing yang harus disingkirkan
seperti tinja yang harus dibuang
seperti limbah-limbah yang selalu di-sia-sia-kan

Pada akhirnya kita adalah sampah
Buat apa pusing memaniskan diri
Menyepuh nama dengan emas segala
:padahal malaikat tak bisa ditipu

Pada akhirnya kita harus menyerah
kemanapun berlari
setinggi apapun membangun mimpi
kan luruh juga nantinya
harus berlutut juga akhirnya
seperti daun yang kehabisan usia.

Pada akhirnya kita harus menyerah
pada tanah dan batas waktu
tapi kadang kita lupa bertanya
untuk apa kita harus di sini
padahal, dunia ini bukan untuk dimiliki
bahkan, tubuhmu-pun bukan milikmu.

Pada akhirnya kita hanyalah sampah
yang harus dikuburkan sedalam rahasia
tapi kadang kita lupa bertanya:
rahasia macam apa lagi yang harus dijumpai nanti?

Pada akhirnya kita memang harus pasrah
dalam ketidakpastian atau ke-sia-sia-an
tapi kadang kita lupa bertanya;
apakah hidup ini harus dimaknai?

Pada akhirnya kita memang hanya sampah
tapi aku tidak boleh menyerah
barangkali saja, waktu masih memberikan kesempatan
untuk bertanya, sebelum segalanya sia-sia.

***
solo, Mei 2001
Tags: