Kereta “Berline’, Yogyakarta ca. 1900

[sumber foto Olivier Johannes ]

Kereta model ini dibangun pertama kali sekitar tahun 1670 di Kota Berlin (Jerman), maka disebut dengan “Berline”. Ciri khasnya adalah empat roda, tempat kusir yang terbuka, dan kabin penumpang yang tertutup, dan di dalamnya terdapat dua bangku di mana penumpang saling berhadapan. Sedangkan yang dikenal kereta model “Coupé” (bhs Perancis, artinya “dipotong”), bagian depan dari kabin dipotong, tinggal satu bangku di bagian belakangnya, di mana penumpang menghadap ke depan.

Kereta di gambar ini dibangun di pabrik kereta Hermans di Den Haag (Belanda). Kain dan kulit pelapis dibuat oleh pabrik kereta Barendse di Semarang. Di tahun 1860-an, Sultan HB VI membeli dua kereta model ini; satu untuk sang sultan sendiri yang diberi nama “Kjai Harsoenaba”, dan satu untuk putra mahkotanya, yang dinamai “Kjai Wimanapoetra”. Wimana adalah kendaraan mitis para dewa. Di foto ini, kereta ini yang ditarik tiga pasang kuda dan diiringi rombongan besar, diabadikan di Alun-Alun Yogyakarta. Sebelah kiri tampak pasangan pohon beringin yang berdiri di tengah Alun-Alun hingga kini.

Menurut adat, kereta ditarik oleh:
1 kuda: untuk umum
2 kuda: umum, kelas eksekutif
4 kuda: untuk kalangan terpandang
6 kuda: untuk ratu dan raja, atau gubernur jenderal
8 kuda: untuk kereta jenazah ratu atau raja



[sumber: facebook Olivier Johannes ]