Ketika Wakil Presiden Jusuf Kalla Dinasehati oleh Warganya

Sikap aneh Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam menanggapi isu teror yang melibatkan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia, rupanya membuat warga Indonesia merasa gemas. Sikap gemas itu setidaknya telah ditunjukkan oleh Iqbal Kholidi dengan menulis surat terbuka yang dipublikasikan melalui Geotimes pada 3 Juni 2017 lalu. Dalam Surat Terbuka tersebut, Iqbal Kholidi menyoal sikap Jusuf Kalla yang dinilainya menyangkal realitas. Ketika kepolisian sudah menyampaikan rilis adanya keterlibatan ISIS dalam aksi teror di Indonesia, Jusuf Kalla ternyata malah mengeluarkan pernyataan yang berbeda. Padahal, Pejabat Polri dan Pejabat Wapres adalah sama-sama aparatur negara. Karena itu, Iqbal Kholidi memberikan sejumlah nasehat secara terbuka yang ditujukan khusus untuk Jusuf Kalla. Seperti apa isi nasehatnya? Berikut kutipannya.

Foto Biro Pers Satpres


Assalamu’alaikum Pak Jusuf Kalla,
Perkenalkan nama saya Iqbal Kholidi. Seumur-umur baru kali ini saya menulis surat secara terbuka, lebih-lebih ditujukan kepada petinggi negara Wakil Presiden seperti yang mulia Bapak Jusuf Kalla.
Pak JK yang saya hormati,
Pada Jumat, 26 Mei lalu, saya membaca sebuah berita yang memuat statemen Bapak yang poinnya Bapak meragukan ledakan bom Kampung Melayu di Jakarta akibat ulah militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) seperti dimuat Tempo (26/5).
Sekadar mengingatkan memori, ini yang keempat kalinya Pak JK mengeluarkan pernyataan meragukan isu-isu utama terorisme yang terkait dengan ISIS.
Pertama kali terjadi dua tahun silam, ketika santer isu pemberitaan banyak WNI berangkat ke Suriah bergabung ke ISIS. Dan yang meresahkan adalah, mereka diketahui membawa serta keluarga dan anak-anak yang masih kecil.

Ketika itu, di depan media, Pak JK meragukan fenomena tersebut. Saya ingat Bapak berkata demikian: “Masak jihad membawa anak-anak kecil?” seperti dilansir Tempo (10/3/2015)

Setahun kemudian (2016), ternyata kekhawatiran dan keresahan masyarakat terbukti dengan beredarnya video anak-anak Indonesia yang dilatih ISIS di Suriah. Meski sudah ada bukti video, ternyata sikap Bapak masih sama. Bapak kembali mengeluarkan pernyataan yang meragukan keaslian video tersebut. “Video seperti itu bisa dibikin di mana saja, senjata yang ada di dalam video mungkin saja replika,” kata Bapak waktu itu (CNN Indonesia, 20/5/2016).

Lalu awal tahun ini saat Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito hendak mendalami dugaan bantuan aliran dana dari Bachtiar Nasir ke kelompok pendukung ISIS di Turki. Saya heran Bapak langsung buru-buru mementahkannya, menganggapnya itu tidak logis. “ISIS militan yang kaya raya yang tidak membutuhkan bantuan,” begitu Bapak bilang seperti dimuat Kompas (24/2/2017).


Pak JK yang saya hormati,
Semestinya Bapak mendukung iktikad aparat keamanan menyingkap kasus aliran dana tersebut. Bahkan menjadikan momentum untuk menelusuri kemungkinan adanya kasus serupa—tak sebatas kasus Bachtiar Nasir dan ISIS.
Saya menyesalkan semua pernyataan Bapak di atas. Namun karena keterbatasan ruang tulisan, saya ingin fokus pada statemen Bapak yang baru-baru ini saja, yakni Bapak meragukan ledakan bom Kampung Melayu dilakukan oleh ISIS.
Rupanya Bapak berpendapat demikian setelah beredar rilisan di internet yang kemudian dikutip banyak media, lantas Bapak mengatakan klaim ISIS tersebut sulit diverifikasi. Pertama-tama, Bapak harus memahami bahwa rekan-rekan media tidak mungkin sembarangan mengutip rilisan klaim ISIS yang beredar tersebut. Saya yakin mereka tentu sudah memverifikasinya terlebih dahulu.



Jangan bayangkan untuk memverifikasi klaim ISIS, berarti kita harus berangkat ke Suriah mendatangi ke markas mereka. Tentu tidak, bukan?
Mungkin Pak JK tidak tahu, ISIS adalah jenis organisasi militan yang berbeda dengan yang lain. ISIS adalah tipe organisasi teror yang “bermurah hati” berbagi informasi dan menyajikan data melimpah di internet. Asalkan tahu cara memperolehnya.
Atau dengan merujuk pada lembaga atau peneliti yang mendedikasikan diri memantau aktivitas terorisme ISIS di dunia maya. Contohnya SITE Intelligence Group yang berbasis di Amerika Serikat. Organisasi ini telah menyebutkan bahwa ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan bom Kampung Melayu.
Terakhir, kalau Bapak masih tetap meragukan pemberitaan media atau rilisan organisasi pemantau terorisme, apakah Bapak juga meragukan pernyataan anak buah Bapak sendiri? Pak JK tentu sudah mendapat laporan bahwa sebelum ISIS mengakuinya, Kepolisian RI sudah menduga kuat insiden ledakan bom Kampung Melayu dilakukan ISIS, seperti dimuat CNN Indonesia (25/5). Sehari kemudian dikuatkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian lewat rilisnya yang menegaskan pelaku ledakan bom Kampung Melayu adalah jaringan ISIS.



Karenanya, jika Bapak mau sedikit saja bersikap rendah hati dan mendengar saran dan kritik saya, sebaiknya Pak JK tak lagi mengeluarkan pernyataan-pernyataan semacam itu di depan publik.
Menyangkal realitas itu tidak bijak. Penyangkalan bukanlah cara yang, baik walaupun tujuannya agar membuat masyarakat merasa aman setelah terjadinya teror. Semakin sering Bapak mengeluarkan pernyataan yang meragukan terkait kinerja dan iktikad aparat keamanan mengatasi ancaman ISIS, ini akan membuat masyarakat meragukan komitmen Bapak melindungi bangsa ini dari teroris.
Akhir kata, saya berdoa semoga negeri yang kita cintai ini senantiasa damai sentosa.
Mohon maaf jika surat terbuka ini terkesan menggurui Bapak. Salam hormat saya untuk Pak JK. Selamat menunaikan ibadah Ramadhan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tags: