Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII (1916-1944)

0

Di bidang pemerintahan, Mangkunegara VII juga dianggap pro-rakyat. Dalam masa kekuasaannya masyarakat Kadipaten Mangkunegaran Surakarta makmur. Ia juga memiliki banyak bisnis.

Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara VII adalah salah satu bangsawan dan penguasa Kadipaten Mangkunegaran Surakarta yang berwawasan moderen. Beberapa tahun ia sempat belajar di negeri Belanda sebelum menjadi penguasa Praja Mangkunegaran. Sebagai penguasa di Kadipaten Mangkunegaran, ia banyak berjasa dalam mengembangkan budaya Jawa. Pengembangan budaya Jawa itu dipublikasikan lewat radio pribumi yang ia dirikan yang diberi nama Solosche Radio Vereniging (SRV). Selain itu, Mangkunegara VII juga merupakan salah satu tokoh yang ikut berjuang di dalam pergerakan nasional Boedi Oetomo dan penasihat organisasi pemuda Jong Java.

Di bidang pemerintahan, Mangkunegara VII juga dianggap pro-rakyat. Dalam masa kekuasaannya masyarakat Kadipaten Mangkunegaran Surakarta makmur. Ia juga memiliki banyak bisnis, di antaranya usaha pabrik gula yang berada di daerah Karanganyar. Pabrik Gula tersebut adalah Colomadu dan Tasikmadu. Semua pabrik dan bisnis perdagangan itu mempunyai dampak yang positif terhadap perekonomian rakyat.

Maka tidak heran, di zaman pemerintahan Mangkunegara VII, ia disenangi rakyatnya. Bukan hanya itu, kemakmuran masyarakat Kadipaten Mangkunegaran juga terdengar hingga Eropa, seperti negara Jerman. Saking terkenalnya, ada salah satu orang Jerman bernama Kühn, ahli di bidang seni gambar (patung) yang akhirnya menghadiahkan patung diri setengah badan Mangkunegara VII dan istrinya, Gusti Kangjeng Ratu Timur. Hadiah patung setengah badan itu diberikan dalam ulang tahun pernikahan Mangkunegara VII. Berita pemberian hadiah itu bisa dirunut dalam majalah beraksara dan berbahasa Jawa Kajawen, edisi nomer 19 tanggal 8 Maret 1933 halaman 298 dengan artikel berjudul “Misuwuripun Praja Mangkunegaran” terjemahannya “Terkenalnya Pemerintahan Mangkunegaran”.



Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario (KGPAA) Mangku Nagara VII mempersunting putri ke 12 Sultan Hamengkubuwana VII, yaitu Gusti Kanjeng Ratu Timoer (Gusti Ratu Ayu Marsudarijah).
KGPAA Mangkunagara VII (1885~1944) mulai naik tahta sebagai Adipati Mangkunagaran sejak 1916, selama 28 tahun hingga wafat di usia 59 tahun pada 1944.

Dari pernikahan ini lahir putri tunggal Gusti Siti Nurul Kamaril Ngasarari Kusumawardhani alias Gusti Nurul, yang sempat menari pada acara pernikahan Putri Juliana, Belanda pada 1937. Uniknya tarian ini diiringi gending gamelan Kanjut Mesem secara “live” dimainkan dari Pura Mangkunegaran di Solo, melalui telepon.
Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)