Sikap para pemilih menjelang pelaksanaan Pemilihan Gubernur Jawa Barat ternyata masih labil. Hal itu terungkap dari Hasil Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dilaksanakan pada 1 – 8 Maret 2018.
Survei soal Peluang Calon-calon Gubernur di Jawa Barat itu dilaksanakan pada populasi warga negara Indonesia di Provinsi Jawa Barat yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Pilihan warga yang belum stabil ini terlihat dari masih sangat besarnya jumlah warga yang belum dapat memilih secara spontan. Mayoritas warga menyatakan baru akan menentukan pilihan dalam periode beberapa minggu menjelang pilkada sampai hari-H. Karena itu, dukungan warga kepada masing-masing calon bisa berubah, bergantung seberapa efektif dan positif kerja sosialisasi yang dilakukan masing-masing calon sampai pilkada diadakan.
Namun, Deni Irvani (Direktur Riset SMRC) mengatatakan, jika pemilihan langsung Gubernur Jawa Barat diadakan saat survei brlangsung, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum sementara ini unggul dengan dukungan 43,7 persen. Disusul Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 30,7 persen, Sudrajat-Ahmad Syaikhu 4,6 persen dan TB Hasanuddin-Anton Charliyan 2,8 persen. Yang belum tahu sekitar 18,2 persen.
Disebutkan, Ridwan Kamil lebih banyak dipilih karena ia dinilai punya kualitas personal yang lebih positif dibanding calon lain (lebih disukai). Secara spesifik, Ridwan Kamilnunggul dalam berbagai citra kepribadian: lebih jujur/bersih, perhatian pada rakyat,nmampu memimpin, pintar, kreatif, tegas, dan enak dipandang. Dalam citra ramah/santun, Ridwan Kamil dinilai seimbang dengan Deddy Mizwar.
Pilihan kepada calon gubernur-wakil gubernur juga terkait dengan evaluasi atas kinerja incumbent. Warga yang merasa puas dengan kinerja Deddy Mizwar sebagai wakil gubernur jumlahnya tidak terlalu besar, hanya 46.2%. Ini juga yang menjelaskan mengapa Deddy Mizwar tidak unggul bila pilkada diadakan sekarang.
Sentimen partai dalam memilih calon cukup terlihat, walaupun tidak selalu konsisten. Pasangan Ridwan Kamil-UU dan Deddy Mizwar-Deddy sementara unggul di masing-masing massa pemilih partai pengusungnya: Ridwan Kamil-UU unggul di gabungan pemilih NasDem+PKB+PPP+Hanura, dan Deddy MizwarDeddy unggul di gabungan pemlih Golkar+Demokrat.
Namun demikian, hal yang sama tidak atau setidaknya belum terjadi pada pasangan TB Hasanuddin-Anton dan Sudrajat-Syaikhu. Massa pemilih partai pengusung pasangan TB HasanuddinAnton (pemilih PDIP) dan Sudrajat-Syaikhu (pemilih Gerindra+PKS+PAN) sejauh ini malah lebih banyak yang memilih pasangan Ridwan Kamil-UU.
Ada variasi dukungan menurut demografi dan wilayah. Ridwan Kamil-UU sementara unggul di perkotaan, etnis Sunda, Jawa, Cirebon, kalangan berpendidikan lebih tinggi, sedangkan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi unggul di pedesaan, etnis Betawi, dan kelompok berpendidikan rendah.
Dari sisi wilayah, pasangan M Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum sementara unggul signifikan di Zona 1 (Bandung Raya) dan Zona 6 (Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Banjar, Pangandaran). Sementara itu Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi unggul di Zona 4 (Purwakarta, Kab. Bekasi, Karawang).
Di empat Zona lainnya, pasangan Ridwan Kamil-UU cenderung unggul tipis atau bersaing sangat ketat dengan Deddy-Dedi.