Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Tito Karnavian, akhirnya angkat bicara tentang adanya ultimatum dan tantangan berperang dari gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka.
Menurut Jenderal Tito, kepolisian saat ini sedang melakukan penyelidikan tentang keberadaan OPM di Papua dan tantangan perang itu. "Kita akan cek dulu," kata Tito di Jakarta, seperti dilansir viva.co.id, Jumat, 23 Maret 2018.
Menurut Tito, sejauh ini memang tercatat ada serangkaian kejadian penyerangan yang dilakukan orang tak dikenal di Papua. Mereka menyerang personel Brimob yang sedang patroli. Penyerangan dilakukan dengan cara menembaki mobil Brimob. "Kemarin baru ada penembakan di mil 61. Brimob sedang patroli ditembak. Tapi, tidak ada korban, cuma kaca mobil yang pecah," kata Tito.
Tito mengatakan, meski pihak yang mengaku OPM terus menebar ancaman dan tantangan berperang. Polri tidak akan gentar menjalankan tugas pengamanan di Papua, bersama TNI. Hanya saja, Tito menyatakan seluruh personel tak boleh beraktivitas seorang diri di Papua.
"Kita tetap melakukan patroli itu tugas rutin. Kalau namanya tugas tidak boleh sendiri. Itu namanya body system apalagi melaksanakan tugas. Tidak melaksanakan tugas saja tidak boleh sendiri," kata Tito.
Diberitakan sebelumnya, ultimatum perang itu disampaikan Mayor Jenderal G.Lekkagak Telenggen, usai dilantik sebagai Kepala Staf Operasi Pusat Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Ultimatum ini telah disiarkan meluas melalui situs dan akun Youtube resmi mereka.
TPNPB mengklaim memiliki pasukan tempur yang mampu merepotkan TNI dan Polri. Bahkan, mereka menyatakan telah menyiapkan senjata dan aturan berperang. "Kami siap layani mereka (TNI dan Polri), mereka siapkan ribuan personel, saya juga siap ribuan, mereka bawa berapa ratusan senjata saya juga siap, kami siap lawan, demi kemerdekaan Papua," katanya.
Berdasarkan pengakuan Lekkagak, mereka mendapatkan senjata-senjata itu dengan cara merampasnya dari prajurit TNI dan personel Polri. "Musuh kami adalah TNI Polri, jadi pasukan TPNPB yang tembak TNI, senjata sudah jadi milik kami. Senjata dan amunisi TNI Polri itu gudang senjata kami, dan senjata yang sudah rampas tidak akan kembalikan, itu sudah menjadi milik TPNPB," kata Lekkagak.
Sementara itu sebelumnya, berdasarkan penelusuran VIVA, terungkap ternyata TPNPB tak cuma memiliki senjata laras jenis AK 47, M1, M14 hingga SS1 saja. Sejumlah pasukan TPNPB juga terlihat membawa senjata modern jenis senapan serbu mesin Steyr AUG.
Steyr AUG merupakan senjata canggih untuk perang kota. Diketahui, Steyr AUG telah dikembangkan sejak akhir 1960-an oleh perusahaan Steyr-Daimler-Puch Austria untuk Angkatan Darat mereka. AUG singkatan dari Universal Army Rifle. Senjata serbu ini telah diadopsi pada tahun 1977 sebagai StG.77.
TPNPB juga mengklaim memiliki pasukan elite. Pasukan ini merupakan penembak jitu yang siap membunuh lawan. Berdasarkan foto yang disiarkan TPNPB, tampak sniper itu memiliki senjata penembak jarak jauh. Pasukan elite ini juga mengenakan pakaian penyamaran seperti yang dipakai tentara kebanyakan.@
BACA JUGA: Soal Tantangan Perang OPM, Kodam XVII/Cendrawasih Siap Angkat Senjata