Teror Erupsi Gunung Galunggung 1982 Terhadap Pesawat British Airways Flight 9 dan Dunia Penerbangan

0

Erupsi Gunung Galunggung di Tasikmalaya, Jawa Barat, yang terjadi pada April tahun 1982 hingga Januari 1983 lalu, mengejutkan dunia penerbangan. Erupsi yang berlangsung beruntun selama 9 bulan tersebut, mampu menyemburkan abu vulkanik setinggi 35 kilometer dan menimbulkan bahaya bagi penerbangan pesawat.

Menurut data pemerintah, warga sekitar Gunung Galunggung sendiri memang tidak ada yang meninggal dunia akibat terdampak letusan gunung ini. Namun rumah warga dan ladang pertanian di sekitar Gunung Galunggung, banyak yang mengalami kerusakan akibat dahsyatnya letusan. Betapa tidak, selama 9 bulan warga terus diteror oleh erupasi horor yang disertai petir.

Meski tak menimbulkan korban jiwa pada warga sekitar Gunung Galunggung, abu vulkanik yang disemburkan ke udara ternyata menimbul teror horor pada pesawat British Airways. Mesin pesawat Boeing 747 yang terbang dari London menuju Auckland itu, mati mendadak di udara. Untungnya, pesawat berpenumpang 248 orang dengan 15 awak ini berhasil mendarat darurat di Jakarta.

Saat itu, pada 24 Juni 1982, pesawat British Airways 009 sedang menempuh perjalanan dari London menuju Auckland. Setelah transit di Kuala Lumpur, pesawat yang diterbangkan oleh pilot Eric Moody ini akan terbang menuju Perth. Kala itu, kondisi udara di Indonesia cukup baik dan tak ada gangguan cuaca.

Ketika pesawat berada di atas Pelabuhan Ratu Jawa Barat, tiba-tiba ada ribuan benda kecil misterius yang menerjang pesawat. Pilot dan Co-pilot heran. Soalnya, kondisi cuaca dalam keadaan baik-baik saja. Pilot Eric Moody sangat terkejut ketika melihat badan pesawatnya terdapat kilauan api akibat diterjang ribuan benda kecil yang aneh tersebut.

Saat itu, para awak pesawat memang tidak tahu jika Gunung Galunggung sedang erupsi secara beruntun sejak 5 April. Sehingga mereka belum paham bahwa ribuan benda kecil yang menerjang pesawatnya tersebut, ternyata adalah abu vulkanik dari Gunung Galunggung. Makanya, pilot pesawat dan para awak sangat heran karena belum pernah menghadapi gangguan yang aneh tersebut.

Keheranan awak pesawat makin menjadi-jadi saat mesin pesawatnya mati satu per satu. Sehingga pesawat British Airways hanya melayang-layang di udara tanpa ada bantuan mesin yang bisa dihidupkan kembali. Seketika itu, pilot pesawat berkomunikasi dengan Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta untuk meminta izin mendarat darurat.

Dari hasil komunikasi, pesawat British Airways diperbolehkan mendarat di darurat Jakarta setelah mendapat panduan dari awat pesawat Garuda. Tapi masalahnya, bagiamana pesawat British Airways bisa terbang kembali ke Jakarta bila semua mesinnya mati. Inilah membuat pilot dan co-pilot harus bekerja keras untuk memcehakah masalah aneh pada pesawatnya.

Tak heran, penerbangan British Airways ini menimbulkan kesan horor pada 248 orang penumpangnya. Namun Kapten Eric dan 14 awak lainnya berusaha untuk tetap tenang dalam mengendalikan pesawat yang mati mesin tersebut. Ketika pesawat diturunkan dari ketinggian 36.000 kaki ke ketinggian 13.000 kaki, tiga dari empat mesinnya bisa dihidupkan kembali.

Celakanya, mesin pesawat yang semula bisa dihidupkan kembali, ternyata mati lagi. Meski begitu, pilot Eric Moody dan awaknya tetap berusaha tenang. Sementara para penumpang hanya membisu dalam rasa takut yang tidak menentu. Hasilnya, kerja keras pilot Eric dan awaknya mampu menghidupkan mesin pesawat lagi untuk melakukan pendaratan darurat di Jakarta.

 Pakar Geologi Gunung, Api Surono mengatakan, insiden mati Pesawat British Airways Flight 9 pada tahun 1982 tersebut membuat pengawasan gunung api di dunia semakin ditingkatkan, termasuk Indonesia. Bajkan, ada satelit khusus yang memantau kondisi gunung api di seluruh dunia. Selain itu, insiden mati Pesawat British Airways Flight 9 akibat erupsi gunung Galunggung 1982 tersebut, juga mendorong terjadinya reformasi regulaasi terkait pengaturan keamanan penerbangan dunia.

 

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)