*PUISI SUTRISNO BUDIHARTO
Di dalam hati…
sesungguhnya aku sangat rindu pulang
tapi aku tak tahu harus pulang ke mana
mataku pun rasanya tak bisa lagi melihat rumahku dulu di mana
:kemana mata berpaling, yang tampak hanya nyanyian-nyanyian bimbang,
juga penjara-penjara berkarat
sedang di seberang jarak segala srigala tlah menanti
Di dalam hati...
sesungguhnya aku ingin istirah
tapi aku tak tahu harus istirah di mana.
kemana mata memandang...
hutan-hutan dan bukit-bukit merintih tangis kehabisan nafas,
digilas mesin-mesin globalisasi
Sejujurnya...
aku akui...
sesungguhnya mataku sangat ingin menangis
tapi mataku sudah lupa bagaimana caranya menangis
sebab, air matapun rasanya sudah mengering
: semuanya telah menguap dibakar hiruk-pikuk dunia
(Solo-Jogja-Surabaya, 1994-2009)
Di dalam hati…
sesungguhnya aku sangat rindu pulang
tapi aku tak tahu harus pulang ke mana
mataku pun rasanya tak bisa lagi melihat rumahku dulu di mana
:kemana mata berpaling, yang tampak hanya nyanyian-nyanyian bimbang,
juga penjara-penjara berkarat
sedang di seberang jarak segala srigala tlah menanti
Di dalam hati...
sesungguhnya aku ingin istirah
tapi aku tak tahu harus istirah di mana.
kemana mata memandang...
hutan-hutan dan bukit-bukit merintih tangis kehabisan nafas,
digilas mesin-mesin globalisasi
Sejujurnya...
aku akui...
sesungguhnya mataku sangat ingin menangis
tapi mataku sudah lupa bagaimana caranya menangis
sebab, air matapun rasanya sudah mengering
: semuanya telah menguap dibakar hiruk-pikuk dunia
(Solo-Jogja-Surabaya, 1994-2009)