Matahari tambak sebentar di Kabupaten Sragen sekitar pukul 13.00 WIB, terlihat seperti bulan. [foto @SutBudiharto ] |
Jarak Kabupaten Sragen dari Gunung Kelud terbilang cukup jauh, yakni
sekitar 145 Km. Kendati demikian, dampak
erupsi Gunung Kelud membuat wilayah Kabupaten Sragen diguyur hujan abu vulkanik
hingga matahari terasa hilang seharian
(sejak pagi hingga sore). Suasana pusat kota di Kabupaten Sragen tampak putih akibat
tertutup abu vulkanik. Sementara langit selalu
tampak abu-abu. Pada sekitar pukul 13.00 WIB, Sragen sempat tampak terang sebentar, namun matahari hanya terlihat
seperti bulan.
Menurut keterangan sejumlah warga Sragen, abu vulkanik yang mengguyur di
bagian selatan Kabupaten Sragen dilaporkan lebih tebal karena mencapai 5 Cm. “Abu
vulkanik di daerah Brambang sampai setebal 5 Cm,” kata Tori, seorang warga
Sragen.
Sejumlah warga yang menjalankan aktivitas di luar rumah menemui
gangguan pernafasan dan pandangan mata. “Mata terasa perih sekali,” kata Rini,
seorang pedagang usai berbelanja ke Pasar Bunder Sragen.
Sementara aktivitas belajar-mengajar sejumlah sekolah terpaksa
dihentikan dan murid-murid dipulangkan. Sejumlah murid Sekolah Dasar Mojomulyo
Sragen ada yang menjerit dan menangis karena merasa ketakutan ketika diminta gurunya
agar segera pulang ke rumah masing-masing. Arus lalu-lintas di sekitar
Alun-Alun Sragen sempat macet ketika para pelajar dan karyawan bergegas pulang
ke rumah masing-masing.
Harga Masker Naik 100%, Stok Habis
Hujan abu vulkanik di Kabupaten Sragen tersebut membuat sejumlah warga
menyerbu apotek dan swalayan untuk membeli masker. Sayangnya, harapan warga
Sragen untuk memperoleh masker tersebut tak
semuanya dapat terpenuhi karena stok masker di apotek maupun swalayan sudah
habis. Sebagian warga yang dapat membeli masker, terpaksa harus menebus dengan harga mahal. “Masker
yang biasanya Cuma Rp 4 ribu dijual dua kali lipat. Kebangeten, ada bencana begini
kok tega-teganya menjerat leher,” keluh Rini, seorang pedagang makanan, usai membeli masker di pasar.[ @SutBudiharto ]
Daun tumbuhan memutih [foto @SutBudiharto ] |
Jalan alpal perkampungan Sragen memutih [foto @SutBudiharto ] |
Genteng rumah perkampungan Sragen memutih [foto @SutBudiharto ] |
Kronologis Erupsi Gunung Kelud 13 Februari 2014
Tanggal 13 Februari 2014 pukul 21:15 WIB status
kegiatan Gunung Kelud dinaikkan dari SIAGA (level III) menjadi AWAS (level
IV).Masyarakat di sekitar G. Kelud dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan
melakukan aktivitas dan mendekati kawah dan yang ada di puncak Gunung Kelud
dalam radius 10 km dari kawah aktif[1].
Namun, tak lama kemudian Gunung Kelud akhirnya meletus.
Berikut kronologis erupsi Gunung Kelud menurut
Pemkab Kediri[2]:
1. Letusan
pertama terjadi pukul 22.55 WIB,
2. Letusan
Kedua pukul 23.00 WIB,
3. Letusan
ketiga pukul 23.23 WIB, (Petugas vulkanologi tinggalkan pos pemantau Kelud)
4. Letusan
keempat pukul 23.29 WIB.
5. Letusan
kelima pukul 23.36 WIB (hujan batu sampai di Pare, Kediri).
6. Letusan
keenam pukuk 23.41 WIB (hujan krikil sampai Wates dan Pesantren, Kediri.
7. Letusan
ketujuh pukul 23.55 WIB (hujan krikil sampai di Malang).
8. Letusan
kedelapan pukul 00.05 WIB (hujan kerikil
sampai ke Pace, Nganjuk).