Kenapa "Hari Raya Kematian" Selalu Datang Tiap Lebaran?

Tak terasa Hari Lebaran sudah akan datang lagi. Kesibukan orang berbelanja dan mobilitas arus lalu lintas pemudik, pasti juga akan terjadi peningkatan. Tiap kali Lebaran datang, ada satu hal yang selalu Saya khawatirkan, yakni selalu disertai dengan datangnya "Hari Raya Kematian". Kenapa selalu ada "Hari Raya Kematian"? Karena tiap Lebaran selalu ada ratusan orang meninggal akibat kecelakaan lalu-lintas sealama masa mudik dan balik.


Menurut data 2013, jumlah korban meninggal dunia dalam arus mudik dan balik Lebaran tahun 2013 mencapai 686 jiwa. Sedang korban meninggal dunia dalam arus mudik dan balik Lebaran pada tahun 2016 turun menjadi 504 jiwa. Walau jumlah korban tewas akibat lakalantas ini ada trend penurunan, namun jumlahnya tetap terbilang tinggi, yakni selalu di atas 400 jiwa.

Berdasarkan data yang dilansir Korlantas Polri, angka kecelakaan dan korban meninggal dalam arus mudik 2016 mengalami penurunan. Penurunan pada periode H-6 atau Kamis (30/6/2017) hingga H+6 atau Rabu (13/7/2018) disebut signifikan. Jumlah kecelakaan lalu lintas periode tersebut pada 2016 tercatat 2.719 kecelakaan atau turun 8,60 persen dibanding periode yang sama pada Lebaran 2015 sebanyak 2.975 kecelakaan. Begitu pun dengan korban meninggal dunia sebanyak 504 orang atau turun 16,83 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 606 korban.

Para aparatur pemerintah sebenarnya sudah melakukan antisipasi pencegahan terjadinya kecelakaan tiap  masa Lebaran. Hal itu bukan hanya dilakukan Kemnterian Perhubungan dan Polri saja, tapi lembaga dan kementerian terkait lainnya juga ikut turun tangan. Contohnya seperti yang dilakukan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.

Sejak jauh hari sebelum lebaran datang, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono  sudah terjun ke lapangan. Doktor Teknik Sipil lulusan Colorado State University itu mengecek langsung kondisi infrastruktur transportasi yang akan dipakai para pemudik nanti. Pendek kata, Basuki Hadimuljono sudah "Bekerja Keras Demi Para Pelintas" seperti yang dipaparkan Jojo Raharjo.  Persiapan yang dilakukan Kemnterian Perhubungan dan Polri dalam menghadapi masa Lebaran tentunya jauh lebh detail lagi.

Polri mislanya, tiap Lebaran pasti selalu menyiapkan Posko-Posko pemantauan maupun Posko untuk peristirahatan bagi para pemudik. Hal itu dilakukan hampir di tiap daerah, sejak dari Aceh hingga Papua. Kendati demikian, kasus kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa tetap saja tinggi. Faktor-faktor yang bisa menimbulkan kecelakaan pada masa Lebaran memang banyak. Namun dari sekian banyak kasus kecelakaan tiap Lebaran, faktor human error atau lemahnya disiplin pengguna alat trasportasi dalam berlalu-lintas juga punya peran besar yang bisa memicu terjadinya kecelakaan. Untuk mematuhi rambu-rambu lampu lalu-lintas perempatan jalan saja terasa masih susah tertib, apalagi menghadapi hal-hal yang lebih rumit lagi?

Untuk itu, pada masa Lebaran tahun 2017 ini, mari kita membuka lagi kesabaran lebih lebar lagi untuk mendukung aparatur pemerintah dalam mewujudkan Mudik yang aman dan lancar. Karena melalui budaya tertib itulah, datangnya "Hari Raya Kematian" bisa diminimalisir. Kalau kita sendiri enggan tertib berlalu-lintas, bisa jadi "Hari Raya Kematian" itu akan menimpa diri kita sendiri. Bukan begitu?  (@SutBudiharto)