Polisi berhasil mengungkap identitas para pelaku bom bunuh diri di
Mapolrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5/2018) pagi. Mereka merupakan
satu keluarga terdiri ayah, ibu dan tiga anak. Alamat rumah keluarga pelaku bom
bunuh diri itu juga sudah diketahui, yakni di sebuah rumah kontrakan di kawasan
Tambak Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya. Sebelum peledakan bom, pelaku sempat mampir
ke rumah ibunya di Jalan Krukah Selatan, Ngagelrejo, Kecamatan Wonokromo, Kota
Surabaya, Jawa Timur.
Identitas keluarga pelaku bom bunuh diri terinci sebagai berikut:
Tri Murtiono (50), lahir di Surabaya 04-06-68 (ayah - tewas di tempat
kejadian)
Tri Ernawati (43), lahir di Surabaya10-12-75 (ibu - tewas di tempat
kejadian)
Muhammad Daffa Amin Murdana (18), lahir di Surabaya 16-12-99 (anak
pertama – tewas)
Muhammad Dary Satria Murdana (14), lahir di Sidoarjo 31-05-2003 (anak
kedua – tewas)
Aisyah Azzahra Putri (7), di Surabaya 06-08-2010 (anak ketiga –
selamat)
Dalam kesehariannya, Tri Murtiono dan keluarganya tinggal di sebuah rumah
kontrakan di kawasan Tambak Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya. Rumah kontrakan berukuran
5 x 23 meter itu baru 3 bulan ditempati.
Ketua RT setempat, Suwito, menjelaskan, meski menempati selama 3 bulan,
baru seminggu lalu Tri Murtiono lapor ke RT. Tri Murtiono aktif ikut ronda,”
jelasnya.
Menurut Suwito, Tri Murtiono mempunyai usaha las listrik dan piawai
membuat beberapa perabotan dari aluminium. “Beliau sering kali terlihat membuat
perabotan dari aluminium. Selain itu, keluar-masuk membeli bahan dengan
menggunakan mobil pikap miliknya,” tandasnya.
Pemilik rumah, Sugeng Budi (36), mengatakan pengontrak menempati
rumahnya pada Februari 2018. Rencananya rumah disewa 2 tahun dengan harga sewa
Rp 16 juta per tahun. Selain jadi tempat tinggal, Tri Murtiono akan buka usaha
las listrik.
Pemilik rumah mengaku kaget dan takut setelah tahu Tri Murtiono dan
keluarganya meledakkan diri di gerbang Mapolrestabes Surabaya sekitar pukul
08.50 WIB. Mereka naik dua sepeda motor. Dalam ledakan, satu anak terpental dan
selamat. Anak usia 6-7 tahun itu dievakuasi Kasat Narkoba Polrestabes Surabaya
AKBP Faisal Saiful Faton sesaat setelah ledakan. Kini ia dirawat intensif di
rumah sakit.
Pasca ledakan bom bunuh diri, aparat Polsek Wonokromo dan anggota TNI
segera mendatangi rumah di Jalan Krukah Selatan, Ngagelrejo, Kecamatan
Wonokromo, Kota Surabaya, Jawa Timur. Rumah tersebut merupakan rumah dari ibu kandung
dari pelaku wanita bom bunuh diri, Tri Ernawati. Aparat tidak melakukan
penggeledahan, tetapi hanya mendata dan meminta keterangan dari penghuni rumah.
Ahmad, pihak keamanan RT di Krukah Selatan, mengaku kenal dengan pelaku
wanita yang kerap datang ke rumah ibunya. "Yang perempuan kami kenal baik,
yang laki-laki hampir enggak pernah ketemu. Ibunya tadi pagi ke sini sama
anaknya yang besar, bawa tas ransel, ke sini mungkin jemput anak perempuannya
yang kecil. Anaknya yang kecil kan tidur di tempat saudaranya," kata Ahmad.
Sebelum peledakan bom, Tri
Ernawati sempat mendatangi rumah orangtuanya di Jalan Krukah Selatan, Surabaya,
Senin (14/5/2018) pagi sekitar pukul 06.30 WIB. Erna, salah satu warga Jalan
Krukah Selatan Surabaya, mengaku sempat melihat Tri Ernawati dibonceng motor
oleh salah satu anak lelakinya. "Mungkin berpamitan kepada orangtuanya,
ya," kata Erna kepada Kompas.com, Senin malam.
Dia melihat Tri sekitar pukul 06.30 WIB. Kata Erna, Tri terlihat
membawa tas ransel besar. "Dia terlihat meletakkan tas ransel itu dengan
sangat hati-hati. Saya tidak tahu apa isinya, mungkin bom yang meledak itu
kali, ya," ujarnya menduga-duga.
Erna mengaku terkejut setelah ada kabar bom bunuh diri di Mapolrestabes
Surabaya. “Saya percaya kabar itu
setelah melihat motor yang dipakai pelaku beredar di media sosial. Memang motor
itu yang biasa dipakai ke sini," ucap Erna.
Sepengetahuan Erna, Tri punya usaha jual beli barang-barang rumahan.
Namun, dia jarang bersosialisasi. "Dia terlihat tertutup, tidak seperti
ibu-ibu di gang tempat tinggal ibunya."